Sabtu, 31 Agustus 2013

Contoh Bisnis Mahasiswa Tanpa Modal Dan Modal Kecil

Mungkin sudah banyak sekali bisnis yang cocok untuk mahasiswa yang telah anda ketahui. Tetapi disini blog Ide Bisnis dan Ide Usaha akan memberikan contoh bisnis mahasiswa tanpa modal dan modal kecil.
Penasaran apa saja contoh-contohnya?

Berikut contoh bisnis untuk mahasiswa tanpa menggunakan modal:

Bisnis Online
Ya bisnis online  bisa dibilang bisnis tanpa modal, karena bisnis ini dapat dijalankan hanya dengan laptop serta untuk koneksi internet dapat memanfaatkan hotspot di kampus.

Bisnis Jasa Penulisan Artikel
Bisnis ini juga dapat dijalankan tanpa modal, sebab modal yang anda perlukan hanya menulis.


Untuk contoh bisnis mahasiswa dengan modal kecil yaitu:

Bisnis Jual Pulsa
Bisnis ini tentu sudah tidak asing di telinga anda. Untuk bisa menjalankan bisnis ini anda hanya membutuhkan modal 50 ribu rupiah.

Bisnis Jasa Printing
Jasa printing amat dibutuhkan oleh mahasiswa, sebab mahasiswa sangat sering diberi tugas oleh dosen untuk membuat paper dll. Jadi mulai dari teman sendiri, anda dapat menjalankan bisnis ini.

Bisnis Jasa Konsultasi Online
Nah, mahasiswa juga dapat membuat bisnis jasa konsultasi secara online. Apa saja yang dapat dikonsultasikan? Banyak, jadi anda dapat mengajak teman dari berbagai jurusan sebagai konsultan. Bagi jurusan kedokteran dapat menangani masalah kesehatan. Bagi jurusan Teknik Informatika dapat menangani masalah IT, dll.

Bisnis Jasa Pembuatan Website
Bisnis ini juga membutuhkan modal kecil, sebab anda hanya butuh modal untuk membeli hosting dan domain. Anda juga bisa meminta DP terlebih dahulu supaya menambah modal untuk membeli domain dan hosting.

Sepertinya itu saja contoh usaha atau bisnis untuk mahasiswa dengan modal kecil serta tanpa modal. Mudah-mudahan bermanfaat serta berjuanglah mulai dari sekarang, janganlah menunda-nunda.
kisah inspiratif untuk yang merantau
Merantau Demi Mengubah Nasib
sumber:http://institutkemandirian.org/merantau-demi-mengubah-nasib/
 
Sejak kecil Tri Wiyono sudah mendapat bimbingan keras dari orang tuanya agar kelak jadi orang yang mandiri. Pemuda kelahiran Lampung Utara tahun 1988 ini bercita-cita ingin menjadi pengusaha sukses. Lulus dari SMAN 2 Kota Bumi Lampung, tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukannya kecuali membantu orang tua di rumah sampai usia 21 tahun. Kedatangan Abangnya dari Jakarta membawa angin perubahan bagi Tri Wiyono, dia langsung diajak ke Jakarta untuk memulai hidup di kota metropolitan.

Motivasi ingin jadi pengusaha, Tri membangun sebuah usaha kecil di bilangan Jakarta Pusat bersama abangnya. Usaha yang digelutinya mengalami pasang surut, dari mulai buka konter pulsa, bubur kacang ijo dan jagung bakar. Sempat bekerja di restoran yang ada di Pluit, tapi hanya bertahan 1 bulan karena gaji yang kecil sebesar 300 ribu sebulan tidak mencukupi kebutuhan hidupnya dalam 1 bulan. Pernah ada tawaran jual buah semangka, Tri pun menyambutnya dan bekerjasama dengan abangnya, kembali hanya bertahan 1 bulan, bukan keuntungan yang dia dapatkan malah kerugian karena banyak semangka yang busuk.

Kegigihan Tri untuk sukses di Jakarta tidak lekang karena kegagalan terus menerus selama merintis usaha. Akhirnya Tri memutuskan untuk tetap berjualan bubur kacang ijo ditambah jualan pulsa. Selama 6 bulan usaha dijalankan, dari usahanya hanya mendapatkan keuntungan 30 ribu per hari.



Setelah sekian lama jatuh bangun dalam usahanya, akhirnya Allah SWT. menjawab do’anya diberikan kemudahan dalam usahanya. Ketika berpikir untuk mengembangkan usaha konternya menjadi pusat servis handphone, datang seseorang yang mangabari pelatihan servis handphone gratis di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.

Dayung bersambut, Tri mendaftarkan diri mengikuti pelatihan servis handphone secara on line di website Institut Kemandirian. Setelah menunggu 1 bulan, Tri pun bisa mengikuti pelatihan kewirausahaan dilanjutkan dengan pelatihan teknisi handphone selama 1 bulan.

Selama pelatihan, Tri tidak hanya mendapatkan keahlian teknisi handphone, dia juga mendapat suntikan motivasi danperubahan pola pikir dalam membangun usahanya. Dari pelatihan yang Tri dapatkan, kini strategi usaha pun berubah, dari tidak ada garansi menjadi ada garansi, juga pelayanan servis yang lebih baik dari sebelumnya. Wal hasil, kini Tri bisa meraih dari hasil kerja kerasnya untuk mendapatkan penghasilan tiga kali lipat dari sebelumnya.



Kini omset usahanya per hari bisa mencapai 3 – 4 juta. Pendidikan dan pelatihan di Institut Kemandirian tidak hanya pelatihan keterampilan, Tri pun mendapatkan pengalaman pembiasaan pembinaan karakter di Asrama Wakayapa Institut Kemandirian. Dulu sering menangis karena belum bisa menyenangkan orang tua di Lampung, kini dengan penghasilannya bisa silaturahmi walaupun saat lebaran saja. Maka dari itu ridho orang tua itu sangat penting untuk kesuksesan Tri, dan tidak lupa bersedekah agar rezeki tetap bertambah